Kamis, 08 Agustus 2019

Pada Hari Itu Baru Aku Sadari Ternyata Aku Tidak Mengenalmu


Hari sudah semakin siang. Langit pun semakin memutih karena awan yang menyelimuti sebuah kota kecil nan ramai di sisi barat Yogyakarta. Udarapun sudah semakin hangat.

Namun hal itu sama sekali tidak menyurutkan semangat seorang ibu yang mengenakan kerudung dengan wajahnya yang sudah berkeriput nan bersuara lembut duduk di pojok depan kiri kelas 7 untuk memanggil satu per satu anak didiknya dengan tetap tersenyum. Anak-anak pun tampak antusias. Ya... pada hari itu mereka diminta untuk menceritakan tentang idola mereka, ya... orang yang mengispirasi hidup mereka.

Dan salah satu dari anak-anak tersebut adalah aku.
Akhirnya satu demi satu pun maju berdiri di atas panggung keramik yang sudah menyatu dengan lantai kelas tersebut.
Mulailah satu per satu bercerita.
"Idolaku adalah.... " keluarlah nama artis, pemain bola hingga Albert Einstein.

Hingga tibalah giliranku, kemudian diawali dengan senyuman akupun mulai bercerita "Idolaku adalah... " ya dia itu orang eropa, sudah memenangi 10 gelar juara dunia di semua kelas saat itu, dan identik dengan warna kuning. Memang ia telah menginspirasiku dalam mengatasi berbagai tekanan yg aku rasakan sejak kelas 5 SD.

Yah... sayangnya aku tak bisa menceritakan semua yang sudah aku persiapkan karena ngeblank :( 
Kemudian aku paksakan melanjutkan sedikit dan selesailah giliranku. Rasanya lega. Sejak itu aku sudah tidak terlalu mempedulikan lagi apa yang teman-teman lain ceritakan di depan kelas. Rasanya ingin tidur saja hehe... Meskipun terkadang masih mendengarkan juga. 
Ada yang menceritakan "Idolaku adalah ibuku,  karena... ",
ada pula yang bercerita "Idolaku adalah Ir.  Soekarno". Wow... Tak pernah terpikirkan olehku mengidolakan seorang pahlawan negeri ini.

Hingga kemudian salah seorang anak laki-laki yang sedang berdiri di depan kelas itu mengatakan:

"IDOLAKU ADALAH NABI MUHAMMAD..."

Deg... Aku pun terperanjat mendengarnya. Seolah baru menyadari sesuatu yang penting dan terlupakan.
Entahlah, saat itu kurasakan, sebagai seorang muslim sudah seharusnya aku juga mengidolakan Nabi Muhammad s.a.w.
Karena tujuan akhir manusia harusnya kembali ke kampung halamannya di surga (ada ulama yang berpendapat surga yang ditempati dulu sebelum lahir di dunia dengan yang besok seelah kiamat berbeda).

Tetapi... Apa? Apa alasanku mengidolakannya? Apa yang kutau?
Aku pun mencoba mengingatnya... dan teringat beberapa hal mengenai Nabi Muhammad:

Nabi Muhammad nabinya umat islam
Mukjizatnya kitab Al-Quran
Lahir tahun gajah
Nama ayahnya Abdullah
Ibunya Siti Aminah
Istrinya Khadijah
Paman yang jahat namanya Abu Lahab
Kemudian ada Abu Tholib dan Abdul Muntholib, yang mana paman yang mana kakek? Ternyata lupa.

Tidak... Tak ada lagi yang kuingat atau kuketahui tentangnya lebih dari itu.

Oh... Ternyata aku tak mengenalnya...

Seperti kata pepatah tak kenal maka tak sayang, dan itulah aku pada hari itu.

Dan barangkali ternyata bukan aku saja tetapi kebanyakan dari kita juga seperti itu. Sungguh disayangkan kita tak mengenalnya.

Dan beberapa tahun kemudian Allah berikan kepadaku nikmat berupa dapat mengetahui kisah hidup beliau, manusia terbaik sepanjang zaman.

Dialah yang sangat dirindukan oleh orang yg bahkan belum pernah berjumpa karena keluhuran perilakunya. Telah sampaikah kepadamu kisahnya dengan seorang pengemis buta, dan doanya untuk penduduk kota thaif. Siapa yang tak takjub dengannya.

Siapa orang zaman ini yg tak takjub dengan kisah Salman Al-Farisi dan Abu Darda' ketika salah satunya hendak melamar seorang anak gadis Madinah. Itupun terjadi berkat didikan Nabi Muhammad s.a.w. kepada para sahabatnya.

Ya... dialah kekasih Allah, Muhammad Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam. Penutup para nabi dan sebaik-baiknya manusia.


“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (QS Al-Ahzab:21).

Teringat sebuah nasehat dari guru (kyai):
Kenalkanlah Nabimu terhadap anak-anakmu sedari dini, dan tanamkanlah rasa cinta kepadanya!


Petanyaannya sekarang, apakah aku sudah mencintainya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar