Kamis, 26 Oktober 2023

Bonus Demografi Terancam Kondisi SDM Indonesia

Indonesia saat ini sedang memasuki masa untuk menikmati bonus demografi. Bonus demografi biasa diasosiasikan dengan kondisi ketika jumlah penduduk usia produktif lebih banyak daripada yang non produktif. Jika dilihat dari primida penduduknya yaitu nampak gemuk di tengah.

Namun pada kenyataannya bonus demografi juga menghadapi berbagai ancaman. Ancaman ini bukan berupa pada gagalnya mencapai komposisi bonus demografi yang ideal akan tetapi mengenai kualitas SDM-nya. Jika kualitas SDM rendah maka bonus demografi bukannya membawa berkah melainkan bencana.

Berikut ini hal-hal yang dapat mengancam berkah bonus demografi


1. Stunting

    Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh dan berkembang pada anak-anak dalam usia 1000 Hari Kehidupan Pertama yang dimulai sejak terjadinya pembuahan sel telur dan sel sperma. Kondisi ini diakibatkan oleh kekurangan gizi yang teramat panjang. Padahal pada masa awal manusia merupakan masa-masa emas pertumbuhan organ-organ manusia terutama otak agar anak bisa cerdas. Kekurangan gizi ini bisa disebabkan oleh kurangnya asupan makanan bergizi baik karena faktor ekonomi maupun karena ketidaktahuan orang tua. Selain itu hal ini juga bisa disebabkan oleh penyakit yang berulang, sehingga gizi yang seharusnya digunakan untuk tumbuh dan berkembang justru habis digunakan untuk melawan penyakit. Penyakit bisa timbul karena lingkungan yang kurang sehat. Beberapa tahun terakhir pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap masalah stunting ini melalui berbagai program. Angka stunting pada anak-anak ini masih berkisar 20%. Hal terpenting yang diperhatikan soal stunting ini bukanlah anak yang tumbuh pendek melainkan kecerdasannya yang menjadi rendah.


2. Mental Emotional Disorder (MED)

    MED ini merupakan kondisi mental yang tidak ideal atau kelainan mental emosional. Contohnya yaitu orang yang memiliki pengendalian amarah yang sangat buruk (pemarah), mudah galau, putus asa, depresi, ingin menang sendiri, dan toxic. Puncak yang terburuk dari MED ini adalah menjadi ODGJ berat.
    Di zaman yang serba cepat ini semua orang dituntut untuk menjadi semakin kompetitif terutama persaingan di dunia kerja. Tak ayal hal ini mengakibatkan tekanan mental meningkat pada generasi saat ini belum lagi penyebar luasan informasi yang sangat mudah membuat orang dengan mudahnya melihat orang lain sukses serta menilai dirinya belum sukses juga turut memberikan tekanan mental. Angkanya sekitar 10% dan kemungkinan akan terus tumbuh mengingat tuntutan zaman yang semakin meningkat. Oleh karena itu soft skill yang sangat diperlukan para generasi saat ini adalah manajemen mental/emosi. Sehingga untuk keluar dari lingkaran setan ini sangat dibutuhkan bantuan dari orang terdekat dan pihak berwenang.


3. Kecanduan

    Sebenarnya segala yang membuat candu itu dapat berakibat tidak baik. Nomor satu tentu saja obat-obatan terlarang. Selain membuat orang kehilangan produktifitas ketika meninggalkannya ternyata juga menyebabkan kerusakan tubuh. Bukan hanya obat-obatan saja yang dapat membuat candu tetapi termasuk juga pada kecanduan gadget/games dan juga konten-konten pornografi yang sangat marak dan mulai dianggap biasa saja. Hal ini akan sangat mengurangi keuntungan bagi bonus demografi jika menimpa para penduduk di usia produktif. Karena mereka dapat kehilangan produktivitasnya dan sangat rentan terhadap MED. Biasanya orang-orang yang kecanduan akan rentan terhadap depresi. Ketika mereka mengalami masalah hingga depresi maka mereka akan mencari hal-hal yang dapat membuat mereka kecanduan untuk meredakan depresi. Ketika mereka mulai berhenti maka pikiran mereka akan kembali terganggu hingga mengalami depresi lagi jika dibiarkan. Dan terus seperti itu menciptakan lingkaran setan.


4. Faktor Lain

    Faktor lain yang dapat mengganggu berkah bonus demografi yaitu kondisi tidak menguntungkan yang menimpa generasi muda Indonesia yang tidak dapat dihindari lagi. Misalnya autisme, difabel, cacat, dll. Namun angkanya cenderung kecil.




Presiden RI awal tahun 2023 menyampaikan bahwa puncak Bonus Demografi kemungkinan akan dicapai pada kisaran tahun 2030-2035. Jika SDM Indonesia tidak pada kondisi memiliki kecerdasan dan produktivitas yang baik maka Indonesia harus berhati-hati karena bukan keuntungan yang akan didapat akan tetapi bakal memberikan beban yang besar bagi negara.

Oleh karena itu inilah pentingnya investasi selain yang berbentuk fisik yaitu investasi untuk meningkatkan kualitas SDM. (Kepala BKKBN, 2022)

Hal ini juga di dukung pendapat salah satu narasumber dalam webinar ASN Peduli Kependudukan yaitu melalui pendidikan tinggi. Ketika pendidikan tinggi itu dimiliki oleh masyarakat maka kapabilitas untuk berinovasi akan meningkat. Dalam hal ini peningkatan kualitas SDM harus dengan berinvestasi pada bidang pendidikan. Pendidikan tinggi akan meningkatkan kemampuan inovasi, ketika kemampuan inovasi suatu negara naik maka nilai jual suatu barang dari suatu negara itu akan naik.

Rabu, 25 Oktober 2023

Contoh Puisi dan Interpretasi Maknanya

Dari Alam untuk Khalayak
Karya Arafa R Aziz (Min Blog)

Dari alam untuk khalayak
Jenggala hijau permai bak permata
Membela perlu segala khalayak
Papan pangan pun terlaksana
Hadirkan pula segarnya udara
Banyaklah bermanfaat

Seiring hari berjalan
Jenggala hijau jingga membara
Tak lalai pula dibabat
Tak lagi kini bersuara
Tiada lagi denyut yang tertinggal
Kering kerontang ranting tertinggal

Terpenuhilah tanggungan sekerat umat
Tak hirau umat tetangga
Kurus kering mati kemudian
Menghilang dari pandangan
Tak lagi dapat dijumpa

Terusiklah timbangan alam
Terimalah kemalangan
Binasalah segalanya
Tiada lagi yang bersisa

Wahai khalayak
Bijaklah terhadap alam
Agar alam tak melampiaskan 
Keluhannya dengan kebinasaan


Sabtu, 21 Oktober 2023

Sabtu Terakhir di Bulan Mei 2006 Beribu Drama

Pagi itu hari Sabtu di Kota Wates, Kulon Progo, Yogyakarta cerah seperti biasa, tidak terlalu terang dan panas karena awan menyelimuti langit. Pagi itu pada awalnya tidak ada yang berbeda daripada pagi lainnya. Ku kira semuanya akan berjalan biasa saja.

Waktu itu aku masih duduk di kelas 3 SD. Kakak perempuanku yang bernama Mbak Reefa masih sekolah di MTs, sementara adik perempuanku Dek Zulfa namanya, masih sekolah di Taman Kanak-Kanak. Bapak masih bekerja di kantor Pengadilan Agama di Kab. Bantul, sedangkan kesibukan ibu saat itu masih sering mengantar adik ke TK naik sepeda onthel.

Hari itu tanggal 27 Mei tepat satu bulan setelah hari ulang tahunku. Pagi bangun tidur, aku tak mengira pagi itu akan menjadi pagi yang berbeda dari pagi biasanya dan juga hari yang sangat panjang dan melelahkan. Seperti biasa setelah bangun aku segera shalat lalu bersiap untuk mandi. Karena kamar mandi di rumah hanya ada satu maka harus bergantian menggunakannya. Waktu itu aku mandi setelah kakakku. Saat itu sekitar pukul enam kurang beberapa menit. Aku pun sudah masuk ke kamar mandi. Kemudian peristiwa besar itu dimulai. Mulanya aku merasakan seperti kehilangan keseimbangan seperti mau jatuh atau sedang naik ayunan. Namun aku tidak terlalu mempedulikannya karena kupikir ini masih pagi jadi mungkin masih sedikit ngantuk atau pusing.

Namun, beberapa detik kemudian hal yang jauh lebih buruk terjadi. Lantai yang kupijak berguncang hebat, suara gemuruh benda-benda yang bergerak seperti pintu, dan kaca jendela terdengar jelas. Nampak air di kolah atau bak mandi seperti di laut yang sedang diterjang angin kencang, melompat-lompat naik turun tumpah keluar. Aku pun menjadi panik dan takut. Kemudian aku berusaha mengambil handukku. Sudah berhasil kuraih tapi tidak bisa kutarik karena handuknya nyantol di paku karena paku masuk pas lubang di handuk. Karena ibuku terus memanggilku untuk keluar aku pun keluar tanpa pakaian lengkap :( Tak bisa lagi memikir rasa malu karena menyelamatkan kehidupan diri sendiri lebih utama saat itu. Sempat kulihat bapak menggendong adik dari dalam kamar dibawa keluar. Bingung, takut, panik, tak tahu mau lari ke mana. Bolak-balik beberapa kali. “Ini gempa, gempa besar”, pikirku.

Gempa yang hampir berkekuatan 6 skala richter mengguncang wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya selama hampir satu menit. Kemudian setelah gempa mereda, aku pun langsung kembali ke dalam rumah, sempat takut juga. Kulihat  rumah dan isinya masih utuh, bak mandi dipenuhi kotoran debu dan sarang laba-laba di permukaan airnya. Alhamdulillah rumah dan bangunan disekitarnya tidak ada yang rubuh dan semua selamat. Kemudian aku melanjutkan mandi. Setelah mandi aku pun kemudian mengenakan seragam sekolah kemudian sarapan. Makan pun juga agak tidak doyan karena masih ada rasa syok dengan kejadian barusan.

Beberapa saat setelah itu aktivitas berjalan normal kembali, yang sekolah pergi sekolah, dan yang bekerja pergi bekerja. Begitupun diriku. Aku pun berangkat ke sekolah yang letaknya tak jauh dari rumahku dengan menaiki sepeda merah (bukan sepeda partai) milikku. Sementara itu kakakku juga pergi ke sekolahnya dengan menaiki sepeda. Bapak pergi ke kantornya yang berada di Bantul dengan sepeda motor, ibu mengantar dan menunggui adik di TK. Sesampainya di sekolah, banyak yang bercerita mengenai kejadian gempa pagi tadi. Tapi tentu saja aku menyembunyikan pengalaman memalukan yang aku alami pagi ini. 

Waktu itu kelasku berada di lantai dua di pojok dekat tangga. Setelah beberapa lama berada di sekolah, kemudian nampak kulihat orang-orang berlarian ke luar kelas dan menuju halaman depan dengan suara-suara berisik dan juga ada yang panik. Katanya ada gempa susulan, namun aku tidak merasakannya. Tapi aku tetap ikut keluar. Kemudian akhirnya pihak sekolah mengambil langkah untuk memulangkan para siswa lebih cepat daripada jadwal biasanya karena kondisi tersebut. Aku pun kemudian balik ke kelas untuk mengambil tas dan langsung pulang ke rumah.

Sementara itu di TK, setelah terjadi gempa susulan muncul isu yang sangat tidak meresahkan. Isu tersebut berisi bahwa telah terjadi tsunami dan airnya telah sampai daerah Wirobrajan (Bantul). Lantas hal tersebut membuat banyak orang panik termasuk ibuku dan sekolah dilibubarkan karena juga masih teringat akan bencana gempa dan tsunami Aceh 2004 yang belum lama terjadi baru setahun lebih beberapa bulan yang lalu. Selain itu gempa pagi tadi juga cukup besar. Ibu kemudian menjemput Mbak Reefa di sekolahnya yang letaknya tidak jauh dari TK. Sampai di sana ternyata kegiatan belajar masih tetap berlangsung. Jadi ibu datang ke kelas kakakku dan menemui guru yang sedang mengajar.

“Ada apa bu?” tanya guru tersebut. 

“Saya mau menjemput anak saya”, jawab ibu. 

“Kenapa?”.

“Ada tsunami dari pantai sudah sampai daratan”.

“Lha, rumah saya kan dekat pantai 😱”, kata guru tersebut.

Guru itu pun kemudian ikut panik. Lantas gegerlah sekolah tersebut, dan siswanya pun ikut dipulangkan lebih awal dari biasanya.

Sementara itu sesampainya di rumah aku melihat belum ada orang, rumah masih tertutup. Aku pun takut untuk masuk sendirian. Kemudian dengan santainya sempat aku melihat ke arah langit, warnanya biru cerah indah dengan awan-awan putihnya. Udaranya pun masih sejuk karena masih pagi sekitar jam delapan pagi. Suasana di sekitar rumah saat itu nampak sepi sekali. Tak lama kemudian datanglah ibuku dan Mbak Ifah menaiki sepeda. Sementara adikku membonceng ibuku dengan nampak cemas. Kemudian ibu berkata ”Ada tsunami, ayo cepat pergi ke tempat simbah !”. Nenekku tinggal di Kaligintung, Girigondo, Kecamatan Temon, memang tempat tinggalnya dekat dengan Makam Girigondo dan perbukitan Menoreh tentunya daerahnya memiliki permukaan tanah yang lebih tinggi. Kesanalah kami akan pergi !!!

Mendengar kabar itu pun aku menjadi takut, panik dan khawatir. Kemudian aku sempat bertanya ”Dengan apa ke sananya?”. “Naik sepeda saja. Soalnya motornya dipakai bapak ke Bantul tadi. Mudah-mudahan bapak baik-baik saja”. Kemudian rumah pun dikunci. Si Hanif masih sempat muntah di depan pintu rumah, tapi dibiarkan saja karena sudah terburu-buru. Pada zaman itu baru bapak yang memiliki HP sementara kami yang lain belum punya HP sehingga tidak bisa saling menanyakan kabar.

Segera kami pergi meninggalkan rumah. Akhirnya perjalanan panjang pun dimulai. Kami pun harus pergi dari Wates ke Girigondo dengan mengayuh sepeda. Aku dan Mbak Ifah membawa sepeda sendiri. Sementara si Hanif yang masih kecil membonceng ibuku. Matahari pun bersinar terang. Nampaknya akan panas selama perjalanan. Dan benar saja, namun aku tak bisa memikirkan rasa panas dan lelah yang aku alami saat itu. Sepanjang perjalanan aku merasa cemas, takut, dan khawatir akan datangnya air pasang dari laut dan senantiasa memohon keselamatan kepada Allah swt. Sempat ku berpikir ”Akankah sawah-sawah, rumah-rumah yang kulihat sekarang ini masih akan ada atau dapat kulihat lagi? Akankah kami selamat jika memang ada tsunami, jika kami cuma naik sepeda”. Sepanjang perjalanan yang kulihat hanyalah persawahan, rel kereta api, langit biru, rumah-rumah penduduk dan juga permukaan aspal yang hitam. Jalanan yang kami lalui tidaklah ramai. Aku berada di baris terdepan sementara ibu dan kakakku di belakangku. Aku pun terus melihat ke depan sambil sekali-kali melihat ke belakang dan ke arah selatan yaitu arah laut.

Sudah cukup lama rasanya, namun perjalanan yang harus ditempuh masih jauh. Terus saja kukayuh sepedaku, tanpa mempedulikan rasa lelah dan haus. Rasanya ingin cepat-cepat sampai ke tempat tujuan. Kulihat terus jalanan aspal di depanku, sempat kulihat seekor ular berwarna hitam dengan belang kuning menyeberangi jalan yang akan kulalui dan langsung menghilang begitu sampai di semak-semak seberang jalan. Kulihat juga beberapa orang sedang duduk santai di teras rumah mereka nampak tenang-tenang saja membuat diriku bermumam "Apakah mereka tidak tau apa yang terjadi?" Kami pun sempat berhenti sebentar untuk minum dan melanjutkan perjalanan kembali.

Akhirnya setelah perjalanan sekitar 8 km yang panjang dan melelahkan kami pun sampai di rumah nenek. Sesampainya di sana kami berhenti sebentar dan menitipkan sepeda lalu melanjutkan perjalanan ke rumah Budhe Ti dengan jalan kaki menaiki jalan menanjak tapi sudah di aspal. Rumahnya memang terletak di tempat yang lebih tinggi dan tidak terlalu jauh dari rumah nenek, sehingga kami pergi ke sana bersama dengan simbah atau nenekku.

Sesampainya di sana, kami lebih memilih untuk menggelar tikar dan duduk-duduk di luar rumah. Aku pun kemudian merasa lebih aman dan bisa menghela nafas. Namun, masih dapat kurasakan tiap ada gempa susulan yang terjadi membuat jantung berdegup lebih kencang. 

Beberapa jam kemudian datanglah bapak dengan motor suzuki hijaunya. Legalah aku melihat bapak baik-baik saja. Sudah sampai di kantor, sempat mengikuti arus orang-orang yang ketakutan akan tsunami, kemudian teringat akan rumah dan ada kecurigaan terhadap isu tsunami, akhirnya bapak memilih nekat untuk balik arah melawan arus dan pulang ke rumah. Sesampainya di rumah karena tidak ada orang, cuma ada ada muntahan di depan pintu yang ditemukan kemudian bapak mencari kami ke sini. 

Ternyata tidak ada peristiwa apa-apa, semua baik-baik saja. “Tidak ada tsunami”. Kemudian bapak mengajakku pulang, tapi karena terlanjur ketakutan aku belum mau pulang. Hingga sore aku masih memilih duduk di luar rumah, kakiku mulai terasa sakit sejak siang tadi setelah perjalanan yang panjang dan melelahkan itu. Kemudian bapak pun pulang ke rumah sore itu sendirian. Sementara aku, Mbak Ifah, Hanif, dan ibuku memilih untuk menginap di rumah Budhe Ti. Malam hari pun sempat mati lampu disertai hujan dengan petir dan ada juga gempa susulan. Perasaan takut akan gempa masih menghantui hingga aku dapat tertidur di malam yang gelap itu.

Keesokan harinya, pada hari Minggu, kami akhirnya pulang ke rumah dengan naik motor. Sementara sepeda kami akan diantarkan dengan mobil pamanku sore harinya. 

Gempa Sabtu pagi itu sendiri telah menelan lebih dari 5.000 korban jiwa dan meratakan banyak rumah dan bangunan lain terutama yang berada di dekat pusat gempa. Dampaknya cukup parah hingga jalanan ikut retak. Adapun mengenai isu tsunami memang tidak terjadi tapi menurut kesaksian beberapa orang memang sempat terjadi luapan air sungai.

Benar-benar akhir pekan yang melelahkan. Tapi, aku sangat bersyukur karena kami semua selamat, rumah masih berdiri, tidak terjadi hal yang lebih buruk daripada kejadian Sabtu pagi itu, dan semua baik-baik saja di sini. Hari-hari berikutnya pun sudah berjalan normal kembali, namun tetap ada rasa was-was terhadap gempa yang dapat terjadi kapan saja.

Ya Begitulah Indonesia di balik keindahan alamnya yang luar biasa menyimpan potensi bencana alam yang tidak biasa.

Selasa, 17 Oktober 2023

Ketika Kulit Kering Kambuh Gatal-Gatal di Tengah Perjalanan

Bagi pengidap psoriasis atau juga eksim kering maka salah satu hal yang dikhawatirkan adalah ketika ia kambuh sewaktu-waktu salah satunya saat dalam perjalanan. Gejala awal yang timbul yaitu gatal-gatal pada area kulit yang kering.

Apakah yang harus dilakukan ketika kulit mengalami gatal-gatal tak tertahankan dalam waktu lama?

Sedangkan sedang dalam posisi lupa tidak membawa pelembab atau obat salep karena dirasa kondisi sebelum berangkat baik-baik saja.

Jawabannya bisa menggunakan obat alternatif yaitu minyak kayu putih. Dengan catatan bagian kulit yang gatal belum sampai terjadi infeksi parah atau pada kondisi tertentu menjadi eksim basah.


Pengalaman min blog ketika kulit kering bersisik kambuh rasa gatal tak tertahankan di bagian kaki. Sehingga terpaksa diinjak-injak bagian yang gatal sekitar jari. Bahkan kondisinya sampai sempat muncul titik-titik lubang luka yang nampak dalamnya sudah basah. Langsung min blog oleskan minyak kayu putih cukup banyak beserta seluruh lokasi kulit yang kering dan sekitarnya. Pada awalnya bagian luka terasa amat perih. Namun selang beberapa menit baik perih maupun gatalnya makin mereda dan berhasil mencegah terjadinya peradangan atau bahkan infeksi eksim basah sebagaimana yang sudah-sudah terjadi berdasarkan pengalaman.

Mengapa memakai minyak kayu putih?

Pertama, minyak kayu putih bersifat anti-inflamasi (peradangan). Pada pengidap eksim, gatal pada bagian kulit kering yang dibiarkan lama-lama akan terjadi infeksi terlebih jika digaruk. Untuk itu digunakan minyak kayu putih untuk meredakan gatal-gatal dan penyebabnya ketika tidak membawa obat sesungguhnya. 

Dikutip dari alodokter.com bahwa minyak kayu putih diyakini dapat mencegah terjadinya infeksi pada luka kecil. Hal ini karena senyawa kimia di dalamnya diketahui dapat mempercepat penyembuhan luka. Manfaat ini bisa didapat karena minyak kayu putih memiliki sifat antiseptik, antibakteri, dan antijamur. Termasuk dalam hal ini yaitu dapat meredakan gatal-gatal yang disebabkan oleh infeksi bakteri/jamur seperti pada kulit yang terkena eksim kering.

Kedua, yaitu tentu saja karena mudah didapatkan. Biasanya selalu dapat ditemukan di minimarket. Selain itu biasanya jika pergi secara rombongan terdapat orang yang berjaga-jaga membawa minyak kayu putih karena takut masuk angin

Meski bisa meredakan gatal dan mencegah terjadinya infeksi lanjutan pada pengidap eksim kering maupun psoriasis, namun hal ini tidak serta merta menyembuhkan dan berpeluang kambuh beberapa jam kemudian. Maka jika hal ini terjadi tinggal oleskan lagi bagian kulit yang gatal dengan minyak kayu putih.


Penyebab kulit kering yang tadinya baik-baik saja namun menjadi kambuh gatal-gatal berpotensi meradang di tengah perjalanan diantaranya disebabkan oleh:

- Stres (kondisi tidak nyaman selama perjalanan)

- Dehidrasi

- Kondisi udara kering

- Kebersihan kurang terjaga (jarang mencuci kaki padahal melewati tempat berdebu/kotor)

Sebenarnya akan lebih baik lagi jika dapat mencegah dengan memakai jeli petrolium sebagai pelembab sebelum kambuh. Namun jika sudah terlanjur dan dirasa akan kambuh harus segera ditangani untuk mencegah terjadinya infeksi dan menjadi eksim basah karena akan memberikan rasa yang lebih tidak nyaman dan lebih lama pemulihannya.

Ternyata manfaat membawa minyak kayu putih saat perjalanan jauh sangat banyak. Selain untuk menghangatkan tubuh, meredakan masuk angin, juga dapat untuk mencegah peradangan pada kulit yang gatal-gatal. Jadi minyak kayu putih merupakan benda yang wajib dibawa saat perjalanan.

Rabu, 11 Oktober 2023

Opsi Cari Rute Naik Kereta Api dari Semarang ke Jogja Yogyakarta

Cari rute mau naik kereta api dari Kota Semarang ke Jogja? Naik Joglosemar saja !

Eits tapi itu dulu...

Karena sekarang sudah tidak ada kereta Joglosemar, Lantas bagaimanakah caranya kalau ingin naik kereta dari Semarang ke Yogyakarta?


Ini dia min blog sampaikan beberapa alternatifnya:


1. Rute Semarang - Yogyakarta

Opsi kereta untuk rute ini adalah Joglosemarkerto (Jogja-Semarang-Purwokerto)

Namun sayangnya kebanyakan rutenya berlawanan dari arah jarum jam yaitu dari Semarang, mampir lewat Brebes, Purwokerto, baru menuju Jogja. Butuh waktu lebih dari 7 jam perjalanan. Harganya mulai dari 200rb per orang untuk kelas ekonomi. Rute ini hanya cocok bagi mereka yang ingin jalan-jalan berwisata menaiki kereta api.

Beruntunglah kamu andai menemukan rute kereta Joglosemarkerto yang berlawanan arah jarum jam dari Semarang melewati Solo lalu Jogja hanya sekitar dua setengah jam. Seperti kereta Joglosemar dahulu. Selain lebih mempersingkat waktu perjalanan juga lebih murah. Namun sayangnya rute yang ini sangat jarang dijumpai.



2. Rute Semarang - Solo - Yogyakarta

Alternatif dari rute pertama yaitu dari Kota Semarang ke Kota Solo menggunakan kereta antar kota. Misalnya seperti kereta Banyu Biru, Matarmaja, dll menyesuaikan jam keberangkatan kita dan keberangkatan kereta berikutnya ke arah Jogja. Tarif Rute Semarang-Solo mulai dari Rp 36.000 dan Rp 120.000 untuk kelas ekonomi tergantung jenis keretanya.

Lalu berikutnya berganti kereta menggunakan kereta Commuter Line yang lebih murah yaitu kereta Pramek (Prambanan Ekspress) untuk perjalanan menuju Yogyakarta. Selain lebih murah (tarif kurang dari Rp 10rb) Pramek juga memiliki lebih banyak pilihan waktu keberangkatan, jadi tinggal menyesuaikan saja dengan waktu tiba di Solo asal jangan terlalu malam. 

Kereta Pramek ini memiliki rute maksimal hingga Purworejo (harus berganti kereta Pramek di Stasiun Yogyakarta).


Adapun pemesanan tiket, jadwal, dan rute bisa dicek di aplikasi ACCESS by KAI. 

Bisa diunduh di Play Store.

Bagaimana sudah menemukan rute dan jadwal pilihan kamu. Selamat menikmati perjalanan !

Rabu, 04 Oktober 2023

Blogging: Mencari Inspirasi Menulis Blog

Mau rajin menulis blog tetapi bingung mau menuliskan apa.

Min Blog kasih inspirasi buat para penulis blog semuanya, ini diantaranya:


1. Menuliskan Pengetahuan yang Diketahui

Pengetahuan bisa kamu dapat dari mendengarkan seminar atau webinar atau pengajian mengenai ilmu baru yang menarik yang baru kamu ketahui dan kamu yakini kebenarannya. Sebaiknya juga lakukan validasi seperti mencari sumber artikel pendukung maupun mengkonfirmasi ulang informasi yang kamu peroleh. Jangan dishare deh kalau lupa-lupa ingat, beresiko menyesatkan orang lain nanti hehe.


2. Menerjemahkan Artikel atau Tulisan

Berbahasa Luar ke Bahasa Indonesia
Masih sama dengan nomor pertama tetapi kali ini kamu mendapatkan ilmu dari artikel berbahasa lain baik dari buku maupun dari sember lain yang belum kamu temukan versi Indonesia nya.


3. Menuliskan Pengalaman

Semua orang pasti memiliki pengalaman. Mulai dari pengalaman jalan-jalan ke suatu tempat sampai pengalaman masa sekolah ataupun pengalaman ketika menghadapi situasi tertentu.



4. Tuliskan Segala Sesuatu Tentang Hobi

Mulai dari pengalaman unikmu, informasi ataupun pengalaman mengenai event terkait hobi, biografi orang penting terkait hobimu bisa jadi seorang penemu maupun idol. Misal orang yang hobi memasak bisa menuliskan review peralatan apa saja yang berguna untuk memasak, resep-resep, review restoran atau tempat makan, event perkumpulan, biografi seorang chef, dll.


5. Membuat Tutorial Cara Mengerjakan Sesuatu

Inilah salah satu jenis tulisan yang bermanfaat dan dibutuhkan banyak orang tentunya. Bisa membuat tutorial mengenai berbagai hal mulai dari merangkai alat, memasak, membuat karya dari barang bekas, memperbaiki sesuatu, mengoperasikan aplikasi atau alat, cara memesan tiket, cara menggunakan rumus excel, dll.  Bisa juga menuliskan cara mengerjakan soal matematika / fisika / kimia.


6. Membuat Review Produk

Terutama yang sudah pernah digunakan langsung. Mulai dari harga, spesifikasi, keunggulan, dan kekurangannya. Selain produk  bisa juga membuat review tempat seperti hotel dan alat transportasi umum. Selain itu bisa juga membuat ulasan mengenai buku atau film yang baru rilis.


7. Menulis Cerpen

Ini dia buat kamu yang punya imajinasi tinggi bisa menuliskan cerpen-cerpenmu di blog. Begitu juga karya lain seperti puisi atau pantun.


8. Mempublikasi Tugas Zaman Sekolah / Kuliah

Masih ingat tugas-tugas sulit zaman sekolah terutama zaman kuliah. Tugas zaman kuliah lebih sulit ditemukan di google daripada tugas zaman sekolah SD/SMP/SMA. Tentunya akan membantu banyak orang jika tugas yang susah jawabannya bisa ditemukan dengan mudah di internet.


9. Membuat Daftar Hal-Hal Unik

Masih ingat program televisi on the spot di t7? Yup seperti itulah kira-kira gambarannya. Contohnya: 7 Wisata Pantai Terindah di Indonesia, 10 Kota Paling Berpolusi di Dunia, Daftar Hotel dengan Private Pool di Yogyakarta klik sini, dll.


10. Menganalisis Suatu Peristiwa

Banyak peristiwa yang terjadi mulai dari event olahraga seperti sepak bola, balap motor, hingga olimpiade. Analisis terhadap event-event tersebut akan sangat menarik terutama ketika event tersebut mempunyai nilai yang besar. Misal seperti final piala dunia. Taktik sebuah tim untuk meraih kemenangan dari awal hingga akhir. Bisa juga mengenai suatu peristiwa seperti insiden tertentu namun harus menggunakan data yang valid.


11. Menulis Berita

Cocok bagi kamu yang seorang jurnalis asal jangan copy paste berita. Usahakan mewawancarai langsung dan sesuai kaidah yang berlaku. Bedanya berita ialah tidak harus dianalisis terlalu mendalam cukup 5W + 1H serta peristiwa lebih umum.

Senin, 02 Oktober 2023

Analisis Hasil Sensus Penduduk Tahun 2020 dan Program Bangga Kencana BKKBN

Hasil Sensus Penduduk 2020 menunjukkan Indonesia masih berada dalam masa bonus demografi dimana jumlah penduduk usia produktif (15-64) lebih banyak daripada yang non-produktif. Keuntungan dari hal ini secara teori mampu membuat beban hidup masyarakat secara umum menjadi lebih ringan. Sebab, penduduk usia non-produktif yang harus ditanggung penduduk usia produktif lebih sedikit.



BKKBN sebagai badan yang bergerak di dalam usaha perencanaan keluarga dan kependudukan turut serta memberikan sumbangsih dalam mewujudkan dan menjaga potensi masa bonus demografi melalui Program Bangga Kencana (Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana) yang diwujudkan dalam berbagai program secara lebih lanjut. Maksudnya yaitu menjaga kualitas SDM agar tetap kompetitif sesuai yang diharapkan. Salah satu hasil program BKKBN yang bisa dilihat saat ini ialah penurunan angka Laju Pertumbuhan Penduduk dari yang berada di atas angka 2% pada tahun 1980 sekarang menjadi 1,25% (SP2020) dan juga penurunan TFR dari 4,43 tahun 1980 menjadi 2,25 (SP2020). Meski begitu upaya untuk menjaga potensi bonus demografi tidak berhenti di sini. Sedangkan piramida penduduk yang terbentuk berdasarkan kelompok umur semakin terlihat beralih dari yang berbentuk ekspansif menjadi stasioner.

Jika baru berbicara angka maka program-program pembangunan keluarga dengan menghadirkan generasi unggul nampak sudah menuju keberhasilan. Namun nyatanya banyak hal yang masih mengancam keberhasilan itu diantaranya ada stunting yang melingkupi sekitar 20% balita, 9,8% remaja mengalami Gangguan Mental Emosional (depresi, kecemasan, toxic personality, dll), itupun belum termasuk generasi yang terlahir dengan disabilitas atau bahkan yang parah adalah terkena NAPZA. Oleh karena itu BKKBN perlu hadir di segala lini untuk mengawal manusia Indonesia dapat tumbuh berkualitas menjadi SDM yang unggul dan berkelanjutan.

BKKBN hadir di tengah-tengah masyarakat pada kelompok usia dini dalam rangka misi pencegahan stunting melalui berbagai program seperti pembinaan 1000 HPK, DASHAT dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting terutama dari keluarga kurang mampu, bekerja sama dengan posyandu, dan BKB (Bina Keluarga Balita). Sasaran BKB ini ditujukan kepada orang tua yang memiliki anak balita maupun pengasuh anak balita seperti pembantu, nenek, atau saudara. Sehingga diharapkan mampu memberikan pola asuh yang baik kepada anaknya. Selanjutnya diharapkan calon generasi penerus memiliki tumbuh kembang yang baik karena mendapatkan pola asuh yang baik. 

Pada kelompok usia remaja (Gen Z saat ini) BKKBN hadir melalui program BKR (Bina Keluarga Remaja), pendidikan kesehatan reproduksi, sosialisasi pendewasaan usia perkawinan dengan tujuan agar remaja mampu melanjutkan pendidikan terlebih dahulu dan lebih produktif (bekerja) sehingga secara umum dapat mempersiapkan kehidupan dengan lebih baik. Pada jenjang pernikahan/keluarga terdapat program pendampingan dan pemeriksaan pra-nikah, penyediaan dan konsultasi alat kontrasepsi, hingga UPPKA.

Kondisi masyarakat terutama generasi milenial, gen x, gen z, dan gen post z yang kini semakin gandrung dengan teknologi juga harus diadaptasi oleh BKKBN dalam menghadirkan pelayanannya. Seperti contohnya yang sudah ada yaitu Go Lantang bagi lansia, ELSIMIL pemeriksaan bagi calon pengantin menggunakan aplikasi android, KKA Online dan lain-lain. Selain itu perlu juga media sosialisasi dan promosi baik dengan menggandeng berbagai mitra ataupun melalui iklan yang muncul di video game atau youtube atau aplikasi yang digandrungi anak muda lainnya mengenai layanan BKKBN ataupun sebagai sarana edukasi dengan animasi yang menarik. 

Selanjutnya yang tidak boleh juga dilupakan yaitu pelayanan bagi masyarakat usia lanjut. BKKBN hadir dengan program Bina Keluarga Lansia. Hal ini juga perlu diperhatikan melihat jumlah lansia semakin meningkat yang merupakan konsekuensi dari meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat yang turut menaikkan usia harapan hidup manusianya. Sehingga generasi z, x, dan milenial yang saat ini mendominasi komposisi penduduk Indonesia lambat laun juga akan menua dalam jumlah yang lebih besar. Pada SP2020 saja persentase penduduk lansia Indonesia sudah meningkat menjadi 9,78% dari 7,59% pada SP2010. Kondisi ini menunjukkan bahwa pada tahun 2020 Indonesia berada dalam masa transisi menuju era ageing population yaitu ketika persentase penduduk usia 60 tahun ke atas mencapai lebih dari 10 persen.

Meskipun Indonesia sekarang berada dalam periode jendela kesempatan untuk dapat memetik bonus demografi, tetapi Indonesia harus mulai mempersiapkan diri untuk memasuki masa transisi menuju ageing population. Pemerintah termasuk BKKBN perlu mulai mempersiapkan kebijakan-kebijakan pembangunan yang responsif terhadap kondisi kependudukan di Indonesia tersebut. Jika penduduk lansia tersebut memiliki kesehatan, pendidikan, dan keterampilan yang memadai, serta dapat terus berkontribusi dalam pembangunan di negeri ini baik secara langsung maupun tidak langsung, maka kelompok penduduk tersebut berpeluang membuka jendela kesempatan untuk Indonesia memperoleh bonus demografi kedua di masa yang akan datang.