Jumat, 01 November 2024

Stunting Sebabkan Sel Organ Tubuh Tidak Lengkap, Dampaknya Terasa Sampai Dewasa


Selama ini stunting lebih dikenal karena menyebabkan pendek. Kemudian juga menyebabkan kurangnya kecerdasan pada anak. Padahal yang sebenarnya terjadi lebih dari itu.

Stunting sendiri berarti kondisi kekurangan gizi kronis (dalam waktu lama) yang menyebabnya terganggunya pertumbuhan dan perkembangan pada balita.

Stunting disebabkan karena pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Namun ada pula sebab lain yaitu karena penyakit berulang seperti batuk pilek, TBC, diare yang tak kunjung sembuh atau sering kambuh. Hal tersebut menyebabkan gizi yang seharusnya untuk kebutuhan tumbuh dan kembang organ tubuh, digunakan untuk melawan penyakit dan memulihkan diri. Oleh karena itu penting untuk selalu menjaga kebersihan tempat tinggal dan lingkungan sekitar.

Gangguan yang diakibatkan oleh stunting jika dilihat di level lebih mikro lagi yaitu mengganggu perkembangan sel-sel yang akan membentuk organ tubuh seperti otak, pankreas, ginjal, jantung, dan lain-lain. Jika pada otak dapat menyebabkan kurangnya kecerdasan pada anak, jika pada organ lain bisa menyebabkan mudah terkena penyakit degeneratif saat dewasa kelak.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua HOGSI Dr. dr. R. Soerjo Hadijono Sp.OG., Subsp.Obginsos, dalam kegiatan Penguatan Koordinasi Pendampingan Ibu Hamil dan Ibu Pasca Persalinan dalam Rangka Penurunan Stunting di Hotel Harris Semarang 21 s.d. 22 Oktober 2024 bersama BKKBN Jawa Tengah.

Dokter Soerjo dalam materinya menegaskan bahwa bahaya stunting bukan saja membuat anak menjadi pendek, tetapi tidak lengkapnya perkembangan sel-sel organ tubuh. Jika pada otak dapat membuat kurangnya kecerdasan. Sedangkan pada organ lain dampaknya baru terasa pada jangka panjang, gampang sakit-sakitan.

Jika ditemukan seseorang yang keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit diabetes atau penyakit keturunan lainnya, namun tiba-tiba orang itu mengidap penyakit tersebut, maka salah satu kemungkinannya orang tersebut mengalami stunting di masa kecilnya.

Dikutip dari nestlehealthscience.co.id, kondisi stunting tidak hanya dirasakan ketika kecil, tetapi dampaknya akan terus terasa hingga dewasa. Hasil riset Paediatrics and International Child Health menyatakan bahwa anak stunting meningkatkan risiko menjadi diabetesi saat sudah dewasa. Pasalnya, kekurangan gizi pada masa pertumbuhan akan mengganggu sistem hormonal insulin dan glukagon pada pankreas yang mengatur keseimbangan dan metabolisme glukosa. Akibatnya keseimbangan gula darah akan lebih cepat terganggu dan tubuh lebih mudah pula membentuk jaringan lemak saat anak mencapai usia dewasa.

Secara lebih umum anak-anak stunting berisiko lebih tinggi mengidap penyakit degeneratif, seperti kanker, diabetes, dan obesitas. Hal ini disebabkan karena kebutuhan zat gizi mikro dan makro dalam tubuh tidak terpenuhi secara maksimal sehingga pembentukan fungsi sel tubuh dan lainnya tidak sempurna.


Artikel oleh: Arafa Rahman Aziz


Yuk cegah stunting itu penting! Mukai dari remaja, persiapan menikah, hamil, menyusui, dan saat balita.

Namun saat-saat paling menantang ada pada saat ibu menyusui dan pemberian makanan pendamping ASI. Untuk mencegah stunting si kecil harus rajin-rajin disusui. Ditambah lagi kualitas ASI juga harus memadahi tidak sekedar banyak. Bagi ibu-ibu yang membutuhkan booster bisa coba produk mom uung (klik gambar atau klik disini)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar