Senin, 27 April 2015

Besar Sudut antara Dua Jarum Jam

Jam adalah sebuah kata benda yang dapat berarti alat penunjuk waktu. Jam sangat berarti pada jaman sekarang. Kapan kita akan memulai dan mengakhiri suatu pekerjaan. Dengan kata lain jam sangat membantu kita dalam menajemen waktu.

Waktu adalah hal yang sangat berharga. Kita tak akan dapat kembali ke waktu yang sudah terlanjur terlewati. Waktu luang pun tak boleh dilewatkan percuma.

Dari waktu luang ini sempat terlintas pada suatu waktu ketika sebenarnya kapan saja jarum jam tepat akan lurus. Kelihatannya ini menjadi permasalahan yang bisa coba kucari selama waktu luang beberapa hari ke depannya. Hal ini ternyata dapat menjadi pengalaman yang lumayan menarik dalam hal memecahkan masalah.
Setelah melalui perjalanan yang tidak terlalu panjang (bebrapa hari) dan beberapa percobaan mengutak-atik angka munculah sebuah rumus dimana menggunakan hubungan antara sudut yang dibentuk oleh jarum jam dan menit dengan kedua jarum jam itu sendiri. Jadilah semacam rumus seperti yang pernah dibahas di dua postingan tentang jam sebelumnya (1 lurus & 2 berimpit).

Supaya lebih unik, menarik, dan lebih terasa nuansa lokal maka dilakukan sedikit perubahan dengan simbol yang ada menjadi dapat dorumuskan seperti ini:

Keterangan:
(baca: sa) = sudut yang dibentuk oleh jarum panjang dengan jarum pendek
(baca: ja)= sudut yang dibentuk oleh jam saat tepat xx:00 dari titik 12.00. Tiap satu jam 30 derajat
m = menit saat jarum panjang dan pendek membentuk suatu sudut

Ternyata masih banyak ditemukan ketidakkonsistenan dari rumus tersebut yang dapat menyebabkan sedikit kebingungan, yaitu:
Sudut biasanya lebih besar dari 180 derajat tapi kadang bisa kurang dari 180.
Bisa bernilai positif dan negatif.

Kemudian untuk mengurangi masalah jadilah seperti ini:

Dengan ini masalah di atas dapat dihilangkan. Dengan catatan
k = -1 (jika jarum menit di depan jarum jam)
k = 1 (jika jarum menit di belakang jarum jam)
Bisa dibilang tinggal dibalik saja tanda positif dan negatif antara bagian yang ada dalam kurung.

Rumus tersebut terdiri dari tiga bagian sebagai berikut:

1
2
3
i



Bagian 1 adalah jam.
Besarnya dari jam 00 sampai 11 = 0, 30, 60, 90,........, 330.

Bagian 2 adalah kelebihan posisi jarum jam dari titik bagian 1.

Bagian i adalah bagian 1 ditambah bagian 2 menunjukkan posisi jarum jam (pendek).

Bagian 3 adalah letak jarum menit atau menunjukkan posisi jarum menit (panjang).


Contoh:

Pukul 5.15
= 150
m = 15
= (150 + 7,5) - (90)
= 67,5 derajat
= 67,5 derajat


Pukul 01.02
= 30
m = 2
= (30 + 1) - (12)
= 19 derajat

Pukul 03.20
= 90
m = 20
= (90 + 10)(-1) - (120)(-1) = 120 - 100
= 20 derajat


Pukul 08.00
= 240
m = 0
= (240 + 0) - (0)
= 240 derajat


Pukul 10.15
= 300
m = 15
= (300 + 7,5) - (90)
= 217,5 derajat

Pukul 11.50
= 330
m = 50
= (330 + 25) - (300)
= 55 derajat

Pukul 12.00
= 0
m = 0
= (0 + 0) - (0)
= 0 derajat

Pukul 19.27
= 210
m = 27
= (210 + 13,5) - (162)
= 61,5 derajat

Pada pukul berapa jarum jam akan lurus ketika diatara pukul 08.00 dengan pukul 09.00?
Berarti yang dimaksud pukul 08.m ; cari nilai m
= 240 derajat
= 180 derajat
jarum jam mendahului jarum menit k = 1
180 = ( 240 + m/2)(1) - 6m(1)
-60 = m/2 - 6m
60 = 11m/2 
m =  120/11
m = 10,9
dibulatkan 11
Jadi, jarum jam akan membentuk sudut 180 derajat atau lurus antara pukul 08.00-09.00 pada pukul 08.11.

Untuk ringkasnya rumus tersebut bisa menjadi 1  = (+ m/2)k - (6m)k
Untuk mencari sudut yang satu lagi: 2 = 360 - 1

Jadi, akhirnya rumus alias formula yang terakhir ini bisa lebih baik dan tidak lagi membingungkan.


Jumat, 17 April 2015

Mengamati Perilaku Semut

Mengamati semut adalah hal yang cukup mudah dilakukan pada saat senggang di rumah. Dari situ bisa diketahui apa saja perilaku mereka mulai dari yang khas yang sudah dikenal hingga yang aneh dan unik. Apa saja itu?
Ini dia diantaranya:

Berbaris
Semut akan berjalan teratur seperti terdapat jalur khusus yang mereka lewati tetapi tidak terlihat. Sehingga akan seperti berbaris. Untuk menandai jalur tersebut mereka menggunakan zat kimia yang dikenal dengan nama feromon.
Jika satu baris tak cukup dapat sampai beberapa baris.


Sambil berjalan juga menyentuh-nyentuhkan antenanya di jalan yang ia lalui.

Jika kita putus jalurnya dengan menggosokkan tangan baik kering atau basah mereka akan kebingungan seolah ada penghalang yang tiba-tiba muncul. Tapi tak butuh lama untuk mereka untuk dapat menyambung kembali. Kemungkinan mereka bingung karena jejak bau feromon kelompok mereka hilang dan malah ada bau lain yang tak dikenal.



Semut akan saling mengenali dengan semut lainnya. Dengan mendeteksi bau feromon yang ada diantara mereka. Tampak seperti saling menyapa.


Selain saling mengenali biasanya mereka melakukan trofalaksis, yaitu membagikan makanan yang ada di perut sosial yang berupa tempat menyimpan makanan seperti tas atau dompet untuk mereka. Dilakukan melalui mulut ke mulut.


Semut akan mengevakuasi anggota koloninya yang mati, entah dibawa ke mana akan diapakan.

Beberapa jenis semut suka menculik atau meembawa rayap hidup atau mati untuk dibawa ke sarang mereka.

Jika dua semut beda jenis atau spesies saling bertemu dan bersentuhan maka salah satu atau keduanya biasanya akan saling menjauhi.


Menggendong semut lain.
Semut yang berbadan besar ini membiarkan semut yang berbadan kecil untuk menempel pada dirinya saat ia berjalan.



Semut dalam satu spesies atau koloni bentuk dan ukurannya bisa berbeda-beda. Semut yang biasa keluar biasanya bentuknya khas dan mudah dikenali, sementara semut daam jarang ditemui kadang bersayap atau ukurannya lebih besar termasuk juga raja atau ratu mereka.


Kadang semut cuma menjatuhkan makanan ke dalam lubang sarang mereka, tidak membawanya sampai dalam. Sehingga lubang sarang bisa mampet.


Semut akan paling cepat berkerumun jika ada makanan seperti daging ayam atau ikan goreng. Makanan yang memiliki bau tertentu biasanya akan lebih cepat dikerumuni semut daripada yang tidak seperti sirup atau air gula..


Ada semut yang naik ke atas makanan yang sedang diangkut oleh kawannya yang lain.
Menurut yang kutahu ini merupakan pembagian tugas, semut yang berasa di atas makanan yang mereka angkut bertugas menjaga makanan yang mereka bawa dari kemungkinan ancaman yang datang dari atas.


Menyerang hewan yang tiba-tiba muncul di tengah jalan mereka. Terutama hewan lunak macam cacing. Teramati pada suatu ketika nampak barisan semut merah gelap dalam skala yang lumayan padat saat menjelang hujan turun. Seketika muncul seekor cacing yang keluar dari tanah tepat di jalur yang dilalui para semut karena kemungkinan akan hujan. Seketika itu juga si cacing menjadi bulan-bulanan semut hingga tak berdaya. tamat


Perutnya transparan.
Perut atau abdomen semut yang berada di bagian belakang tubuhnya dapat berganti warna karena ada bagian yang transparan sehingga dalamnya yang mungkin berupa cairan bewarna dapat terlihat terutama jika pencahayaan cukup. Warnanya akan samadengan warna cairan yang mereka konsumsi.
Kurang jelas? Cek juga ini!


Sembunyi dan pura-pura mati.
Semut pun bisa juga bersembunyi dan pura-pura mati dengan tetap mempertahankan posisinya dengan tak bergerak sama sekali meskipun benda yang menyembunyikannya sudah diambil. Hal ini pernah terlihat pada seekor semut Odontoponera sp. di daerah bebatuan (berkerikil).
Pada lain waktu ada seekor semut hitam jenis Odontoponera panik yang bersembunyi di bawah sandal pengamat. Setelah sandal dipindah ia masih saja tampak kaku membeku. Hingga datanglah seekor semut gramang (Anoplolepis longipes) yang kemudian meraba-raba si semut hitam dengan antenanya dari bagian belakang ke bagian depan,  namun ia tetap diam hingga si semut gramang menyentuh hingga bagian kepalanya sehingga ia langsung merespon. Keduanya tampak kaget dan pergi meninggalkan tempat kejadian.


Ternyata semut bisa juga berjalan di atas benda cair.
Mereka bisa saja sampai berjalan di atas cairan manis yang mereka makan. Mungkin ini penyebab sering ada semut dalam jumlah banyak mati dalam gelas yang berisi cairan manis. Maka munculah peribahasa mati semut karena gula.
Kemungkinannya karena larutan zat cair manis tersebut memiliki tegangan permukaan yang lebih daripada air biasa sehingga semut dapat berjalan lebih lama di atas larutan gula dibanding di air murni atau justru karena mereka tidak sadar dan ketika begitu sadar mereka kaget dan tidak bisa berjalan kakinya masuk ke dalam air, seperti di film kartun.
Sepertinya ini menjadi awal dari peribahasa di atas, karena lama-kelamaan mereka juga akan terjebak di cairan itu sendiri.
Perhatikan semut hitam di atas!
Bisa-bisanya dia minum sambil berada di atas larutan gula yang dia minum.


Mengubah Pohon menjadi Sarang
Bukan saja ahli arsitektur di dalam tanah namun semut juga ahli arsitektur mengubah pohon menjadi sarang mereka. Siapa lagi kalau bukan si semut gramang. Mereka membuat sarang dengan cara merekatkan dedaunan yang masih hidup sehingga dapat membentuk suatu ruangan di dalamnya. Inovatif sarang anti banjir.







Simbiosis
Teramati beberapa semut (Anoplolepis longipes) nampak melakukan simbiosis dengan kutu putih (Paracoccus marginatus).
Anoplolepis longipes dan Paracoccus marginatus
pada buah tanaman Annona squamosa