Karya Arafa R Aziz (Min Blog)
Interpretasi Puisi:
Paragraf ketiga menceritakan tentang sekelompok makhluk yang serakah mengambil segala sesuatu dari alam tanpa tidak mempedulikan hak-hak dan penderitaan makhluk lain. Tak ayal beberapa spesies hewan dan tumbuhan pun punah dan tak dapat ditemui lagi.
Paragraf keempat masih menyambung paragraf ketiga yaitu rusaknya keseimbangan alam akibat hilang/punahnya beberapa makhluk. Alam memiliki kemampuan untuk menjadi kembali seimbang, namun perubahan tersebut biasanya akan mengakibatkan berbagai bencana alam seperti banjir, pemanasan global, musim kemarau panjang, dll.
Paragraf kelima merupakan ajakan untuk berbuat bijak terhadap alam. Boleh kita mengambil sumber daya dari alam namun kita juga harus memperhatikan apakah pengambilan tersebut sampai dapat menimbulkan kerusakan alam atau tidak. Karena alam jika sudah rusak dapat menimbulkan bencana.
Selanjutnya jika kita perhatikan puisi di atas termasuk puisi bebas yang tidak terikat jumlah baris dan suku kata. Meski bebas bukan berarti tidak boleh memiliki keteraturan. Jika kita perhatikan lagi puisi di atas selalu berakhiran a-a-a-a. Selain itu tiap bunyi suku katanya selalu didominasi bunyi huruf vokal yang sama (asonansi) yaitu a juga. Begitu pula bunyi konsonannya (aliterasi) tetapi tidak sebanyak bunyi vokalnya.
Makna Kosa Kata Sulit:
Paragraf 1
Khalayak: umat manusia
Jenggala: hutan
Membela perlu: memenuhi kebutuhan atau hajat hidup
Paragraf 2
Hari berjalan: Waktu berlalu
Jingga membara: Terbakar, binasa
Dibabat: Ditebang
Denyut: Kehidupan (denyut jantung)
Paragraf 3
Tanggungan: Kebutuhan
Sekerat umat: Sebagian umat manusia
Umat tetangga: Selain umat manusia ada hewan dan tumbuhan
Paragraf 4
Timbangan alam: Keseimbangan alam
Paragraf 5
Keluhannya: Kejadian yang timbul akibat kerusakan alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar