Rabu, 25 Oktober 2023

Contoh Puisi dan Interpretasi Maknanya

Dari Alam untuk Khalayak
Karya Arafa R Aziz (Min Blog)

Dari alam untuk khalayak
Jenggala hijau permai bak permata
Membela perlu segala khalayak
Papan pangan pun terlaksana
Hadirkan pula segarnya udara
Banyaklah bermanfaat

Seiring hari berjalan
Jenggala hijau jingga membara
Tak lalai pula dibabat
Tak lagi kini bersuara
Tiada lagi denyut yang tertinggal
Kering kerontang ranting tertinggal

Terpenuhilah tanggungan sekerat umat
Tak hirau umat tetangga
Kurus kering mati kemudian
Menghilang dari pandangan
Tak lagi dapat dijumpa

Terusiklah timbangan alam
Terimalah kemalangan
Binasalah segalanya
Tiada lagi yang bersisa

Wahai khalayak
Bijaklah terhadap alam
Agar alam tak melampiaskan 
Keluhannya dengan kebinasaan



Interpretasi Puisi:


Puisi di atas bertema alam / lingkungan hidup
Terdiri dari 5 bait atau paragraf

Paragraf pertama menceritakan bahwa alam telah memberikan banyak hal untuk kehidupan manusia salah satunya hutan (jenggala). Hutan hijau memberikan banyak manfaat bagi manusia mulai dari kebutuhan papan, makanan, menampung hujan, menghasilkan oksigen yang menyegarkan udara, dan rumah bagi berbagai hewan. Sungguh banyak menfaatnya.

Paragraf kedua menceritakan mengenai seiring waktu berjalan manusia melakukan eksploitasi hutan secara berlebihan dan melampaui batas seperti penebangan secara sembrono (tak lalai dibabat) hingga pembakaran hutan (jenggala jingga membara). Sehingga tidak ada lagi kehidupan yang tersisa  melainkan hanya ranting-ranting kering yang tertinggal, tak ada lagi suara-suara serangga dan burung-burung.

Paragraf ketiga menceritakan tentang sekelompok makhluk yang serakah mengambil segala sesuatu dari alam tanpa tidak mempedulikan hak-hak dan penderitaan makhluk lain. Tak ayal beberapa spesies hewan dan tumbuhan pun punah dan tak dapat ditemui lagi.

Paragraf keempat masih menyambung paragraf ketiga yaitu rusaknya keseimbangan alam akibat hilang/punahnya beberapa makhluk. Alam memiliki kemampuan untuk menjadi kembali seimbang, namun perubahan tersebut biasanya akan mengakibatkan berbagai bencana alam seperti banjir, pemanasan global, musim kemarau panjang, dll.

Paragraf kelima merupakan ajakan untuk berbuat bijak terhadap alam. Boleh kita mengambil sumber daya dari alam namun kita juga harus memperhatikan apakah pengambilan tersebut sampai dapat menimbulkan kerusakan alam atau tidak. Karena alam jika sudah rusak dapat menimbulkan bencana.

Selanjutnya jika kita perhatikan puisi di atas termasuk puisi bebas yang tidak terikat jumlah baris dan suku kata. Meski bebas bukan berarti tidak boleh memiliki keteraturan. Jika kita perhatikan lagi puisi di atas selalu berakhiran a-a-a-a. Selain itu tiap bunyi suku katanya selalu didominasi bunyi huruf vokal yang sama (asonansi) yaitu a juga. Begitu pula bunyi konsonannya (aliterasi) tetapi tidak sebanyak bunyi vokalnya.


Makna Kosa Kata Sulit:

Paragraf 1
Khalayak: umat manusia
Jenggala: hutan
Membela perlu: memenuhi kebutuhan atau hajat hidup

Paragraf 2
Hari berjalan: Waktu berlalu
Jingga membara: Terbakar, binasa
Dibabat: Ditebang
Denyut: Kehidupan (denyut jantung)

Paragraf 3
Tanggungan: Kebutuhan
Sekerat umat: Sebagian umat manusia
Umat tetangga: Selain umat manusia ada hewan dan tumbuhan

Paragraf 4
Timbangan alam: Keseimbangan alam

Paragraf 5
Keluhannya: Kejadian yang timbul akibat kerusakan alam


Tidak ada komentar:

Posting Komentar